Kerja Sebagai Tele Marketer Kartu Kredit, Apakah Mengandung Riba?

telemarketer

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

SAYA  ingin berkonsultasi apa yang sedang menjadi kebingunan saya sekarang ini. Saya bekerja sebagai tele marketer untuk sebuah bank asing di Jakarta. Meskipun pekerjaan saya hanya menginformasikan promo-promo saja untuk pemegang kartu kredit, namun saya merasa menyeret orang untuk berbuat hutang. Apakah dengan saya bekerja sebagai tele marketer yang seperti saya terangkan, berarti penghasilan saya mengandung riba?

Terus terang hati ini sudah meronta dan ragu-ragu mengerjakanya, akan tetapi lagi-lagi realita berbicara berlawanan. Sulitnya lapangan pekerjaan membuat saya memutuskan untuk bertahan dengan pekerjaan yang ada. Apalagi saya seorang tunanetra yang notabena perusahaan masih berpikir bahkan mencari alsan untuk menerima saya bekerja.

Ingin saya cepat berhenti dari pekerjaan tersebut, akan tetapi saya mempunyai tanggung jawab untuk membiayai sekolah adik saya, dan belanja kebutuhan sehari-hari rumah tangga kami. Ingin sekali saya berwiraswasta namun sulit sekali mengumpulkan modal. Mohon solusinya dari saudara/saudari keluarga sakinah finance. Terima kasih saya ucapkan atas solusinya nanti.

Irfan Priadi

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

Alhamdulillah, kami sangat bersyukur bisa silaturrahim dengan Bapak Irfan melalui rubrik ini.

Kami sangat paham kondisi Bapak saat ini, di mana mencari pekerjaan baru tidak mudah sementara kebutuhan primer (darurat) harus tetap dicukupi. Izinkan kami mencuplik nasihat Bapak Dr. Muhammad Syafii Antonio, seorang pakar ekonomi syariah di negara kita yang merupakan senior kami tentang hal yang sama.

Saat itu beliau menjawab pertanyaan dari seseorang yang bekerja di bank konvensional yang setiap harinya mengurus transaksi ribawi.

Beliau mengatakan bahwa yang bersangkutan sebaiknya terus mencari pekerjaan baru yang LEBIH BAIK, dan menganggap tempat bekerja sekarang adalah tempat latihan bekerja.

Kami sepakat dengan nasihat beliau tersebut, untuk itu dengan segala kekurangan kami ingin memberikan saran – saran yang mungkin dapat Bapak tempuh, seperti berikut:

1. Teguhkan niat untuk mencari alternatif pekerjaan yang lebih baik. Apalagi kalau hati kecil sudah resah ketika Bapak mempromosikan kartu kredit yang mungkin menjadikan nasabah yang bersangkutan terlibat dengan hutang. Sebagai catatan, di rubrik sebelumnya kami tidak memvonis bahwa nasabah yang memegang kartu kredit semuanya terlibat hutang mubazir, ada juga yang menggunakannnya dengan akal sehat dan untuk emergensi. Kami hanya menekankan bahwa banyak kasus dimana manajemen keuangan keluarga tidak bisa berjalan baik karena penggunaan kartu kredit yang berlebihan.

2. Allah perintahkan kita untuk memakan semua yang ada di bumi ini yang halal dan baik, lihat Al-Baqarah (2):168, untuk perintah yang umum, dan Al-Anfal (8):69) untuk perintah yang khusus. Kedua ayat ini sama – sama menjelaskan yang kita konsumsi, tidak hanya halal, tapi juga harus baik.

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu (Al-Baqarah (2):168).

3. Niat Bapak untuk wirausaha sangat mulia, juga dalam rangka mengikuti Sunnah Rasulullah SAW. InsyaaAllah dengan niat yang teguh dan usaha yang maksimal, Bapak dapat menggunakan keahlian Bapak selama ini untuk berwirausaha, dengan menjalankannya sendiri atau bermitra. Bapak bisa mendatangi koperasi syariah atau bank syariah terdekat untuk mendapatkan advis tentang modal kerja. InshaaAllah, rezeki tidak akan kemana karna sudah ditetapkan, semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh), lihat Hud (11):6. Terkadang kala rezeki itu datang tidak disangka – sangka, seperti yang dilukiskan dalam At-Talaq (65):3:

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (At-Talaq (65):3).

4. Tentunya, terakhir, tawakal setelah berusaha, percaya bahwa Allah memberikan senantiasa yang terbaik untuk kita seperti yang disebutkan dalam sebuah hadith, Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, sungguh kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, di pagi hari ia keluar dalam keadaan perut kosong dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad, al-Nasa`i, al-Hakim, dan al-Baihaqi).

Demikian, semoga sumbang saran ini bermanfaat. Wallahu’alam.

Salam ta’zim,

Sakinah Finance.

Sumber: https://www.islampos.com/kerja-sebagai-tele-marketer-kartu-kredit-apakah-mengandung-riba-155984/

One thought on “Kerja Sebagai Tele Marketer Kartu Kredit, Apakah Mengandung Riba?

  1. Terima kasih atas ‘ilmunya. Sangat bermanfaat sekali. Jazakallaahu khayiran katsiiraa. Pertanyaannya hampir sama dan jawabannya memuaskan🙇

Leave a comment